Pasien Keluhkan Pelayanan Kesehatan Yang Buruk, Direktur RSUD dr. Thomsen Nias Terkait Hal Tersebut

Gunungsitoli - Atensinews.co.

‎Pihak RSUD dr. Thomsen Nias angkat bicara terkait beberapa informasi tentang pelayanan kesehatan. Pihaknya menyatakan bahwa mereka sudah melakukan yang terbaik demi pelayanan prima terhadap pasien yang datang.

‎Namun, sejumlah pasien masih mengeluhkan pelayanan yang dianggap buruk. Pasien menilai pelayanan RS ini buruk berawal saat salah seorang pasien rujukan ditolak saat mendaftar dengan alasan poli yang melayani bedah atau operasi tutup dengan jangka waktu yang tidak dapat dipastikan dengan alasan hanya satu orang dokter yang melayani, Kamis (14/08/2025).

‎Asa'aro Lase, salah seorang pasien menyampaikan pengalamannya yang pahit saat hendak berobat di RSUD dr. M. Thomsen Nias pada 11 Agustus 2025.

‎Ia menuturkan bahwa sebelumnya telah berobat di salah satu klinik di Gunungsitoli dan di beri rujukan ke RSUD dr. M. Thomsen Nias untuk penanganan lebih lanjut. Namun, saat mendaftar, dirinya ditolak di ruang poli bedah dengan alasan sedang tutup sementara dan saat dilihat, hanya ada satu orang dokter yang berada ditempat tersebut.

‎Dirinya saat itu berobat dikarenakan dirujuk ke RSUD dr. Thomsen Nias untuk menjalani operasi karena memiliki bisul di kaki kirinya yang disertai pembengkakan. Namun, saat mendaftar, Asa'aro Lase,  ditolak karena poli bedah ditutup, dengan alasan tenaga medis dokter spesialis bedah yang aktif hanya satu orang.

‎Sementara itu, Direktur RSUD dr. M. Thomsen Nias, dr. Noferlina Zebua, beri tanggapan terkait dengan informasi tersebut. Ia menyatakan bahwa pelayanan buruk harus didukung dengan data valid. RSUD dr. M. Thomsen Nias sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

‎"Saya tidak bisa menilai sendiri Pak. Kalau mau objektif, penilaian itu harus menggunakan standart dan kriteria/indikator yang terukur. Tetapi adanya pernyataan kurang maksimalnya pelayanan, tentunya harus didukung dengan data yang valid," katanya.

‎Disisi lain, dirinya menyatakan bahwa rumah sakit selalu berupaya untuk bekerja sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) RS dan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang berlaku. RSUD dr. M. Thomsen Nias juga secara rutin dinilai, dievaluasi, dan diukur oleh lembaga terkait, seperti,

‎- Komisi Akreditasi Rumah Sakit.

‎- Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

‎- Dinas Kesehatan (Dinkes)

‎- Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB)

‎"Hasil penilaian dari lembaga - lembaga tersebut selalu menunjukkan bahwa RSUD dr. M. Thomsen Nias memiliki kinerja yang baik. Dengan demikian, saya  menekankan pentingnya menggunakan data valid untuk menilai kinerja rumah sakit, bukan hanya berdasarkan persepsi atau keluhan individual," ujarnya saat dikonfirmasi oleh awak media melalui sambungan whatsapp.

‎Disaat yang sama, dr. Noferlina Zebua, menjelaskan bahwa penutupan layanan Poli Bedah disebabkan oleh keterbatasan tenaga medis. Saat ini, hanya ada satu dokter spesialis bedah aktif yang menangani operasi setiap hari, yaitu dr. Yamoguna Zega SpB dan dua dokter lainnya tidak bersedia untuk sementara waktu.

‎Dengan keterbatasan tenaga medis ini, RSUD dr. M. Thomsen Nias memprioritaskan pelayanan kegawatdaruratan, tindakan operasi, dan rawat inap. Pasien non-darurat untuk sementara akan dijadwalkan ulang. Direktur RSUD dr. M. Thomsen Nias, dr. Noferlina Zebua, menjelaskan bahwa penutupan layanan Poli Bedah disebabkan oleh keterbatasan tenaga medis.

‎"Saat ini, hanya ada satu dokter spesialis bedah aktif yang menangani operasi setiap hari, yaitu dr. Yamoguna Zega SpB. Dua dokter spesialis bedah lainnya tidak aktif karena, Dokter Hadjriadi Syah Aceh SpB, sedang mengurus perpanjangan Surat Izin Praktek (SIP) yang telah berakhir. Dokter Jefry Adikam Sitepu SpB,  berhalangan melayani karena alasan pribadi dan belum bersedia berpraktik di RSUD dr. M. Thomsen Nias, Dokter Victor Krisman Fa’atulo SpB, sedang mengurus masalah di bagian kepegawaian internal rumah sakit," ungkapnya.

‎Untuk itu keterbatasan tenaga medis ini, RSUD dr. M. Thomsen Nias memprioritaskan pelayanan kegawatdaruratan, tindakan operasi, dan rawat inap. Pasien non-darurat untuk sementara akan dijadwalkan ulang.

‎Sehubungan dengan hal tersebut, untuk sementara waktu poli bedah ditutup dan diprioritaskan untuk kegawatdaruratan dan rawat inap.

‎"Kondisi ini sebenarnya bukan yang pertama. Ada keadaan-keadaan dimana dokter kita berhalangan atau cuti karena alasan mendesak dan urgent. Sehingga manajemen harus membuat strategi prioritas pelayanan demi keselamatan pasien," ungkapnya.

‎Ketika ditanya soal perizinan, dirinya tidak secara gamblang menjawab pertanyaan tentang pemberian izin kepada dokter yang tidak melayani dan lebih mementingkan kepentingan pribadi. Namun, ia menyebutkan bahwa alasan pribadi yang mendadak dan mendesak dapat diperkenankan sebagai alasan untuk tidak melayani.

‎"Secara aturan kepegawaian, alasan pribadi yang mendadak dan mendesak  diperkenalkan untuk izin lisan menyusul surat pemberitahuan secara tertulis. Tapi kalau dalam perjalanannya tidak ada pemberitahuan tertulis, maka akan kita panggil dan lakukan pemeriksaan sesuai aturan kepegawaian," ucapnya.

Ketika ditanya kapan akan diaktifkan, ia belum bisa memastikan kapan pelayanan Poli Bedah akan diaktifkan kembali. Menurutnya, keputusan tersebut sangat bergantung pada ketersediaan dokter spesialis bedah tambahan yang dapat melayani pasien.

‎(Red)

0 Komentar